Rabu, 22 November 2017

Menjadi pendidik ataupun terapis

Nanti, jika kamu sudah bekerja, cobalah kembali berkaca.
Apakah sudah pantas kamu terima gaji dengan apa yang kamu lakukan?
Nanti, jika kamu seorang pendidik, tanya kembali diri kamu, sudahkah pantas kamu menerima gaji segitu dengan apa yang sudah kamu beri pada anak didikmu?
Tanya kembali pada diri, sudahkah anak didik pantas menerima ilmu segitu dengan bayaran sekian?
Nanti, jika kamu seorang terapis, tanya kembali diri kamu. Sudahkah pantas pasien membayar dengan terapi yang segitu?
Tanya kembali pada diri, sudahkah pasien puas dengan terapi yang diberikan?

Hari ini kamu ingat, tapi apa nanti kamu masi ingat? Tanya kembali pada dirimu.

#kpjuc22112017

Sabtu, 13 Mei 2017

Tanpa bantal dan selimut di negeri Jiran

Flash back sebentar di masa-masa pertama kuliah di Malaysia.
Aku bahkan tidak mengenal satu orang-pun dikampus ini.
Tapi aku punya modal berani,
Sebulan pertama aku memang tinggal diasrama karna itu pilihan paling aman dan sangat susah mencari rumah sewa disekitar kampus dan belum ada yang aku kenali.
Sebelum berangkat, aku sudah siap-siap bertanya apa saja peralatan yang perlu aku bawa untuk tinggal diasrama, pihak kampus yang aku hubungi hanya menjawab bawa keperluan biasa kaya tinggal diasrama.
Dengan kata-kata itu aku mulai berpedoman dengan biaya asrama kala itu RM 500 (Rp.1.600.000) sebulan. Bahkan aku membayangkan kamar ber-AC.
Sampai di Malaysia, aku dijemput pihak kampus dan langsung diantar ke asrama. Ternyata asrama nya seperti apartemen. Rumah dengan 3 kamar tidur dan 3 kamar mandi. Khusus untuk mahasiswa Internasional mereka menyediakan satu kamar untuk satu orang, sedangkan untuk mahasiswa lokal mereka menyediakan satu kamar untuk 2-3 orang.
Namun ternyata asrama tidak seperti yang ada dipikiranku. Aku hanya melihat tempat tidur dengan kasur, lemari dan meja belajar yang ada didalam kamar. Kemudian aku membujuk diriku untuk berpikir positif, mungkin mereka menaruh bantal, seprei, selimut dan setrika didalam lemari. Nihil! Didalam lemari bahkan tidak ada apa-apa.
Kemudian aku kembali membujuk diriku, tenang, mungkin mereka lupa menaruh bantal, masih ada bantal boneka untuk tidur malam ini.
2 minggu aku tidur menggunakan bantal boneka dan kain pantai dengan cuaca yang cukup dingin. Akhirnya aku bertanya kepada pihak kampus, kenapa tidak ada bantal, dan pihak kampus dengan santai menjawab, asrama kita memang tidak menyediakan bantal. Aku tidak tau wajar atau tidak untuk gondok dalam hati. Tidak mungkin aku membawa batal dari Indonesia, kan?
Pada akhirnya memang klinik kampus meminjamkanku bantal dan juga selimut.
Kesal, kenapa dengan biaya segitu namun fasilitas begitu.

*bersambung....

Kamis, 27 April 2017

Hai

senyum tipis itu tampak sinis,

rasa ingin mengejar bayang dari layar datar didepan mata

tak perlu selalu berdiri begitu

berdoabisa kapan saja

kenapa tak tadahkan tangan saja

terlalu tinggi hati untukmengaku rendah

padahal rendah dalam hina

hina akibat tak peka

peka lah duhai waktu

bukankah kau yangmenghantarku berjalan sejauh ini

hai layar datarku

tak inginkah kau berdering sekejab?

deringkan nada diam 

supaya tak satupun tahu rahasiamu

akanku simpan kau dalam ranselku nanti

sehingga aku tak melihat kau berkelip

aku ada diputar 24 jam

bila kau ingin singgah mungkin aku tengah menarik layar datarku lagi keatas

bila aku menarik layar datarku kebawah mungkin aku harus berehat

bila aku tutup mukaku dengan bantal mungkin aku tengah menjerit

biaaku tertunduk mungkin air mataku tenah jatuh 

tak mengapa datang karna kita akan belajar bersama

belajar didepan kotak biru muda atau bertemu dilayar putih


Selasa, 04 April 2017

😊

Oke!
Kali ini kenapa tidak mencoba menjadi bermanfaat buat orang lain ya.

Bagi teman" fisioterapi yang ingin melanjutkan kuliah s2 saya akan berbagi info s2 fisio yang ada di Malaysia,

Di Malaysia ada 2 sistem, Coursework (Sistemnya Kuliah biasa) dan  Research (Penelitian)

yang coursework (peminatan Musculo) bisa lihat di:
UiTM : https://ipsis.uitm.edu.my/…/coursew…/8-coursework-programmes

dan yang research ada 2 pilihan Univ:
1. UiTM :https://ipsis.uitm.edu.my/…/…/research/9-research-programmes

2. KPJUC : https://www.kpjuc.edu.my/…/school…/master-of-physiotherapy/…

Semoga bermanfaat 😊

Senin, 03 April 2017

Tersenyum

Aku mahasiswa s2 yang sebelum ini pernah bekerja part time dengan visit kerumah pasien. Menurutku dengan pendapatan yang lumayan dengan hampir 2x lipat UMR daerahku.
Ada dua perasaan yang susah untuk dijelaskan saat aku memilih melanjutkan belajar.
1. Sangat dibutuhkannya s2 fisioterapi linier di Indonesia
2. Penghasilan gak ada karna fokus kuliah, dan aku harus menerima uang dari orang tua dengan jumlah yang lebih banyak dari waktu s1
Bimbang dengan s2 ini membuatku bertanya pada banyak orang, apa yang seharusnya aku lakukan,
Last, aku pilih lanjut kuliah dengan berangkat seorang diri. Bahkan orang tuaku tak pernah ke Malaysia.
Bermodalkan kepercayaan pada pihak kampus akupun di jemput dan tinggal di asrama kampus, tanpa Indonesia.
Aku memang menyukai bertemu hal baru, tapi ini memang terlalu baru dengan gelar negara tetangga.
Perlahan mengenal kampus beserta isinya, akupun mulai berpindah tempat tinggal mencari tempat yang paling murah.
Aku baru melewati satu ujian dan masi harus melewati 3 ujian lagi. Mereka selalu berkata "mumpung masi disini, pergi lah jalan2" itu kata-kata yang ingin aku jelaskan kesemua orang, aku bahkan menjimat uangku supaya bisa bertahan lebih lama. Kedekut sekali aku, tak apa sekarang mereka menganggapku begitu.
Aku bahkan mencari part time untuk sekedar menambah uang membeli bahan makan. Belum lagi kalau bahan masakan sudah habis dan harus pergi belanja jauh, dan harus keluarkan uang (lagi).
Sekarang, hidup pandai-pandai aja, atur uang sendiri dan kalau uang kurang pandai-pandai menutupi kekurangannya.
Wahai masa depan, Kalau boleh aku mendapat suksesmu nanti. Aku ingin mereka bangga memiliki aku, aku ingin menjadi bermanfaat bagi mereka.
Curhat yang panjang,
Semoga aku selalu tersenyum bersama impian dan masa depan 😊

Senin, 27 Maret 2017

Antara balas budi dan harap dimengerti

Aku menjadi mahasiswa yang sangat awam tentang negara ini,
Tapi aku menjafi mahasiswa yang sangat beruntung karena bertemu orang yang banyak mengulurkan bantuan padaku.
Waaah... terkadang hati pun menjafi tidak selesa, karena budi tak sempat terbalas.
Suatu ketika, seorang berbudi baik mengajak saya mengarungi negreri jiran dengan budged yang sangat rendah. Sungguh saya sangat tertarik dengan cost yang sangat rendah dan tempat yang sangat apik. Teringin hati pergi kesana, matapun mulai membayangkan menyelam dilautan biru, berbaring diatas pasir putih. Kapan lagi aku bisa kesana, mumpung sedang disini, kata hati merayu pergi.
Namun, sepanjang jalan pulang dari kampus hatipun berbincang, teringat uang hasil pemberian, teringat makan yang selera susah ditahan. Kamu terlalu kurang ajar, kata hati lagi bergumam pada diri. Bahkan yang memberimu uang tidak pernah menyelami lautan biru, tidak pernah bersantai diatas pasir putih, atau berkacamata hitam dengan pose berkacak pinggang.
Seketika diri gelisah, karena sebentar lagi proses pengambilan data. Disisi lain ada hati yang masi membela si baik hati sang pemberi budi untuk dibalas budinya dengan menemani ia pergi kesana,
Keesokan harinya diripun memberanikan mulut untuk menolak tawaran berbudget rendah dengan pulau hamparan laut biru berselimut pasir putih. Seseorang terlihat kecewa, kenapa diri begini? Ada perasaan tak sedap saat belum bisa membalas budi. Tapi duitpun masi tahu diri. Walaupun banyak tapi datangnya dari si pemberi.

Saya mohon minta untuk dimengerti, karena diri selalu tak puas hati dan menguasai ego sendiri.

Selasa, 31 Januari 2017

Semakin berisi semakin merunduk

Subhanallah...
Bersyukur sekali hari ini adalah pertemuan kedua saya dengan pembimbing 1. Prof (C) DR. WAN HAZMY CHE HON
semoga Engkau lancarkan semua urusan beliau, semoga Engkau mudahkan rezki beliau, semoga Engkau angkat derajat beliau diantara orang" yang Engkau kasihi.
Terimakasi Prof, terimakasi untuk banyak membantu, semoga kalau saya jadi orang pintar dan cerdas akan meneladani sifat rendah hati Prof,
Terimakasi Ayah n Umi yang setiap saat mengayuh doa merangkai tasbih untuk ananda.
Semoga penat Umi n Ayah dibalas Syurga, aamiin

Kamis, 19 Januari 2017

Harusnya kau Bersyukur

Duhai diri, berkaca lah sekarang, kenapa kau masih penuh dengan kata eluhmu!
Tak malu kah kau dengan jerit diam saudaramu yang bahkan jauh lebih prihatin dari eluhmu.

Lihatlah! Dia hanya menjerit dalam diam, dia hanya menjerit dalam doa, dia hanya menjerit dalam tenang.

Duhai diri, segera lah mengucap syukur! Tak malu kah kau dengan raunganmu hanya karna di gigit semut? Lihatlah saudaramu yang tersenyum ketika menghadapi terkaman singa.

Duhai diri, ambil lah sajadahmu!

Mengadu lah padaNya, tak turun hujan kalau bukan karenaNya, tak terbit matahari kalau bukan atas perintahNya, tak berjalan kaki kalau bukan inginNya.

apa lagi yang kau eluhkan? Apa lagi yang kau rengekkan? Apa lagi yang kau ratapkan?

Lihatlah sekilingmu, mereka tersenyum dibawah terik, mereka bersyukur dengan sesuap nasi, mereka bahagia dengan menerima.

Bersyukurlah wahai diri, bersyukurlah,
😇😇😇

Jumat, 13 Januari 2017

Kembali menjadi mahasiswa

Alhamdulillah, wasyukurillah,
Segala puji hanya bagi Allah,
Saat ini saya kembali menjadi mahasiswa, ya mahasiswa s2.
Setelah hampir satu tahun saya mengurus syarat dan urusan perkuliahan, akhirnya Allah memanggil saya untuk kuliah kembali.
Memang bukan dengan beasiswa, tapi dengan uang orangtua, tapi insyaAllah saya akan beri balasan atas apa yang sudah dikeluarkan, semoga sesegera mungkin mendapat beasiswa, aamiin.

Saya bukan lah orang yang pintar dengan IPK yang tinggi, tapi saya punya semangat untuk memajukan profesi saya kedepan.

Semoga ini jalan saya untuk membuat semua orang bangga, bangga dengan saya, dan tidak hanya bangga, semoga saya bisa bermanfaat bagi siapapun, aamiin.

Semangat berjuang mbak Fisioterapis,
Fisioterapi Indonesia Jaya!!!